Read more: Agar Tulisan tidak bisa Dicopy - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2010/03/agar-tulisan-anda-tidak-bisa-diculik.html#ixzz1BVHWlQlH Februari 2011 ~ CINTA DI UJUNG PENA

steeped word

Teruslah menulis,untai kata lebih bermakna

...

TERUSLAH MENULIS, RANGKAILAH KATA MENJADI BERMAKNA

Minggu, 27 Februari 2011

PATUT KITA RENUNGI DAN BELAJAR DARI KE DUA PASANGAN INI.













Kekurangan yang mereka miliki, ternyata mampu memberikan satu kesempurnaan dan saling melengkapi. Mengapa kita tidak mampu mencintai "Kekurangan Pasangan Hidup Kita?!"


Mereka mencintai kekurangan satu sama lain, BUKAN Hanya mencintai kelebihan satu dan yang lainnya.

Selasa, 15 Februari 2011

KAPAN PUNYA S.I.M?


Kapan Punya
S.I.M?

Satu kebanggan tersendiri bagi pengendara kendaraan bermotor, selain disiplin mengenakan pelengkap mengemudi, HELM, jaket pelindung dan STNK terlebih SIM, walaupun bentuknya kecil, namun dampaknya cukup berpengaruh dalam kenyamanan kita dalam berkendaraan, disamping ta’at aturan lalulintas dan rambu-rambu yang berlaku di jalan. Betapa gelisahnya, andai di dalam perjalanan terlihat operasi patuh jaya, seakan jantung berdetak kencang, mau rasanya menghindar dari razia. Tapi apa daya diujung jalan sudah ditutup sejumlah personel. Dan akhirnya pasrah….

Demikian juga dalam kita menjalin satu hubugan, apa yang diharapkan kedua pasangan? yakni pelabuhan akhir, menikah. Terasa sejuk bukan? andai kita dapat bersanding dengan orang yang benar-benar kita sanjung, sayang dan hargai. Tidakkah hati ini gelisah, dan resah menjalani hubungan tanpa satu kepastian serta arah dari hubungan yang bertahun-tahun kita jalani. Tidak risihkah, saat bermesraan di depan umum? Tanpa ada satu ikatan resmi?! Bukankah kita makhluk yang berakal? apakah sama makhluk yang tuhan berikan pikiran bertindak tidak bedanya dengan seokor kambing ketika bermesraan,tanpa mempertimbangkan kondisi dan lingkungan disekitar?Panorama seperti ini sudah sering kita temui, bagi orang tua jika mengetahui perilaku putra dan putrinya cukup hanya mengelus dada, dimana harga diri ini?!!Tidak sakitkah telinga, setiap kali ditanya, “Kapan nikahnya?” Ditambah omongan,”kok pacaran udah lama tapi nggak nikah-nikah. Memang mahal ya, bikin SIM?!” Nah loh, jawaban apa yang mesti dilontarkan?....

Ironis bukan, jumlah remaja yang sudah melakukan hubungan di luar nikah mencapai angka 55 % se-indonesia ( berdasarkan data BKKBN,2010). Mengapa tidak menikah saja?apa yang menjadi alasan?usia?biayakah?!Jika itu alasannya, lalu begitu mudahnya menyiapkan biaya aborsi?Atau juga rela terpaksa menikah dengan mas kawin ( mahar )se-adanya lantaran sudah hamil diluar nikah alias married by accident ( MBA ) dan dampak psikologis setelah menikah. Justru orang tua hanya bersikap pasrah. Dimana tanggung jawab anda sebagai pengemban amanah Tuhan?!Kita hanya sibuk mengurusi biaya kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan hidup mereka tanpa harus prihatin dengan jam pendidikan agama yang hanya mendapat jatah 2 jam setiap minggu, belum lagi dipotong jika gurunya tidah hadir. Para juru da’wah dan pemuka agama, menutup sebelah mata, seolah tidak tahu dengan hal ini. Belum lagi sistem birokrasi pernikahan di kantor urusan agama yang bertelik kepada jumlah biaya registrasi dan pelayanan yang lamban. Agama mengajarkan kita, tiga hal yang mesti dilangsungkan penyelenggaraannya yakni anak remaja yang meminta orangtuanya untuk segera menikahkannya, menyegerakan pelunasan hutang dan prosesi penguburan jenazah.

Di dalam agama, pernikahan merupakan ikatan teramat suci dan mengangkat derajat dua insan yang dimabuk cinta untuk dapat menjalani hidup bersama dengan restu agama, kerabat dan tidak menjadi fitnah ditengah-tengah masyarakat. Aqad nikah, dua kalimat sederhana namun membawa dampak yang luar biasa, yakni Ijab dan Qabul. Dua kalimat ini yang mengangkat manusia dari alam materi yang rendah kepada satu derajat langit yang tinggi. dengan dua kalimat ini pula berubahlah kotoran menjadi kesucian, aroma busuk mejadi wewangian syurga, maksiat menjadi ibadah, menggantikan fitnah menjadi do’a serta dosa yang kita sembunyikan selama menjalani hubungan gelap, sekarang berganti ibadah. Aqad nikah bukan semata hanya satu perjanjian sehidup-semati tetapi ini perjanjian antara kedua makhluk dengan Tuhan. Ketika dua tangan diulurkan, antara kedua mempelai berucap janji suci, maka tangan Tuhan beserta kedua tangan mereka, “Yadullahi fawqa aydihim” Begitu sakralnya aqad nikah.

Namun, Aqad nikah bisa menjadi sunnah, makruh dan haram, jika :
1. Sunnah, jika yang bersangkutan, siap dan mampu melakukan keinginan
biologis serta siap melaksanakan kewajiban berumahtangga.
2. Wajib, apabila yang bersangkutan mempunyai keinginan biologi yang kuat, untuk menghindarkan dari hal-hal yang diharamkan untuk berbuat maksiat, juga yang bersangkutan telah mampu dan siap menjalankan tanggung jawab dalam rumah tangga.
3. Makruh, apabila yang bersangkutan tidak memiliki kesanggupan menyalurkan biologi, walau ia sanggup melaksanakan tanggung jawab nafkah, dll. Atau sebaliknya dia mampu menyalurkan biologi, tetapi ia tidak mampu bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dalam berumah tangga.
4. Haram menikah, apabila dia mempunyai penyakit kelamin yang akan menular kepada pasangannya juga keturunannya dan ada niatan lain dalam pernikahan tersebut, entah atas dasar merebut harta atau hak waris, dendam, hanya sekedar melampiaskan nafsu birahi tanpa ada keinginan menafkahinya.

Sebagai penutup, kita resapi ayat ini ;
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar-Ruum : 21)

Semoga dengan note ini, dapat memberi kita satu pemhaman arti fitrahnya cinta, ikatan suci dan nilai-nilai agama yang begitu indah mengatur tatanan hidup kita. Semoga pula tulisan ini menjadi pemacu para pasangan yang ragu untuk melakukan penge-sah-an janji-janji gombal yang sering diucapkan ditelinga kekasihnya. Bagi yang belum memiliki pasangan hidup, bersabarlah dan tetap ikhtiar mencari dan terus mencari, karena tak ada sebuah pencarian yang tak berujung kepada satu penemuan yang berarti. Kelak terselip senyum dan air mata bahagia saat kita mengucapkan JANJI SUCI, IJAB DAN QABUL.

Tulisan ini saya buat semata-mata menjadi do’a untuk saya pribadi untuk tetap sabar dalam,”menanti jawaban do’a” serta menantang untuk remaja-remaja yang memang belum berani melangsungkan pernikahan.
MH AL BANA AL
12 Rabi’ul Awal 2011
Di hari yang suci aku memohon padaMu…
www.cintadiujungoena.blogspot.com
www.cintarasapare.blogspot.com




Senin, 07 Februari 2011


Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di rumah kami
Tak ada kursi mewah menyambut tamu
Hanya karpet dan lantai halus,
Bukan berlapis marmer dan pualam
Debunya yang sudah terbiasa menggelitik di hidung

Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Dinding ruangnya begitu usang
Dengan coretan sketsa kehidupan
Dari tangan polos balita
Yang tumbuh tanpa kenal rasa susu

Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Tengadahkan kepala, angkatlah kedua tanganmu
Hantarkan do’a, aku yakin Tuhan melihatmu
Kami sudah terbiasa berdo’a
Tanpa terhalang langit-langit yang tiangnya sudah rapuh

Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Tak pernah kami tahu, mana ruang keluarga dan kamar tidur
Sebab tak perlu ada aturan ketika kami kantuk bebas menyandarkan
Tubuh yang lunglai tak perlu mempermasalahkan ruang.
Rasanya sudah tak kuasa pikiran ini, berkhayal.

Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Maaf, kalau telinga anda terusik jeritan tangis
Dan kriuk perut bocah yang terbiasa
Menjalankan sunah nabi kami, Daud AS
Saat sudah hilang letihnya menangis, ia kan tertidur pulas.


Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Tikus dan kecoa seakan sudah menjadi teman pengantar tidur, bukan dongeng.
Tak perlu alarm, cukup sengatan nyamuk membangunkan kami disepertiga malam
Air bekas wudhu, dibias untuk membersihkan badan dan istinja.
Syukurlah, kami masih punya rasa malu padaMu Ya Rabb…

Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Senjata kami hanyalah airmata dan do’a
Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Hanya cerita penderitaan nabi dan keluarganya yang membuat kami tegar
Singgahlah Sejenak dan Masuklah, Di Rumah Kami
Tak perlu menghujat langit
Dan menyesal berpijak di bumi.
Atau Bunda yang salah, mengapa melahirkan kami?

www.cintadiujungpena.blogspot.com
Hasan Al Bana Al
08 Februari 2011

Jumat, 04 Februari 2011

ANDAI INI MALAM-MALAM TERAKHIRKU


ANDAI INI MALAM-MALAM TERAKHIRKU
( RENUNGAN )


“Sering telinga ini mendengar suara erangan ambulance
Tak bosan mata ini melihat aksara terukir di papan nisan
Sudah teramat sering mata ini layu,menahan kesedihan perpisahan
Dari orang yang kita sayang...Esok pasti telungkup raga ini, tersudut
Dalam celah liang lahat, titel abadi akan tersemat di depan nama ini, almarhum.....


Andai ini Malam-Malam terakhirku
Mau rasanya mencium telapak kaki ibuku, akan kutelusuri disetiap garisnya, simbol peta petunjuk letak syurga itu, yang tidak aku temukan sekalipun di google maping, membelai guratan kulit pipinya yang sudah terlihat rapuh, rona wajahnya seakan menyembunyikan kegetiran, letihnya membesarkan anak yang sampai detik terakhirnya tak mampu mengukir senyum di bibirnya yang selau basah dengan do’a untuk anak-anaknya. Maafkan aku bunda, iringi kepergianku dengan ketulusan hati, hapus kesedihanmu...sekali lagi, maafkan anakmu yang tak mampu membayar lunas air susumu, walau tak kau pinta balasan itu se-sen pun dariku. Hantarkan jenazah ini dengan seribu bahasa kasih seorang ibu. Salam atasmu Bundaku sayang....

Andai ini Malam-Malam Terakhirku....
Ayah,...
Darimu aku belajar mengepalkan tangan, “melawan matahari.”Darimu aku belajar memaknai hidup, kau basuh airmata ini saat tak sanggup melawan getirnya hidup, tak bisa aku ikuti langkahmu yang begitu kuat melangkah mengawal rumah tangga, menyatukan kepala yang masing-masing berbeda pikiran. Aku masih ingat saat kita menahan tak makan segenggam nasi sekalipun, karena tak ada yang ada lagi yang bisa kita makan. Kau bisikan di telingaku,”Beginilah hidup anakku, bukan karena Tuhan tak melihat dan mendengar apa yang kita rasakan, tetapi karena Ia sayang dengan kita, Kelak kita bertemu di akheratNya atas ketabahan dan kesabaran hidup yang kita alami. Jangan mengeluh, dan jangan kau gadaikan imanmu.” Dari sinilah aku belajar kuat hadapi hidup. Tapi maaf ayah, aku tak mampu menjadi sepertimu. Tak kuasa menahan perpisahan ini, aku tunggu janjimu. Ku nanti Ayah di pintu syurga......

Andai Ini Malam-Malam Terakhirku.....
Dingin menusuk disekujur tubuhku, berlahan menjalar tepat di ubun-ubun kepala. Mata tak lagi mampu melihat jauh, redup dan hilang pandangannya. Telingaku hanya mendengar isak tangis yang tertahan, aku kenal suara itu. Suara seorang wanita tua yang setiap hari menyapaku dengan kasih dan sayang, suara yang sering mengumandangkan memuji keagungan Tuhan. Lepaskanlah dengan ikhlas kepergian ini....

Tangan kekar membasuh kepalaku, disetiap ruas jarinya mampu aku rasakan tangan itu yang memberi kami segenggam beras yang terkuras dari saripati keringat dan peluhnya. Tangan itu menghapus air mata dan keringat yang mengucur disekujur tubuhku. Aku rasakan, itu ayah....

Dahaga menusuk di rongga tenggorokan, sekujur tubuhku menggigil seluruh badan ini terasa dinginnya...

Sosok kelam menawarkanku seteguk air,bermerk ”air syurga” yang mesti aku bayar dengan imanku. Ia hembuskan ditelinga ini, bisikan-bisikan,”aku ini utusan Tuhanmu” ingin menjemput ruhmu yang suci, berikan imanmu, ikutilah aku.” Suara itu dibungkam berlahan berganti suara puji-pujian dan iringan suara penuntun nada suci penghantar tidur panjangku. “Aku ingat!Saat ayah berikan nasehat, “jangan kau gadaikan imanmu.”

Bibir ini terasa kering, seisi ruang membisu tak ada lagi suara-suara yang menemani. Mengantarkan pembaringanku. Seluruh tulang terasa remuk, syaraf-syaraf terkunci, lisan ini tak bisa aku angkat bicara. Tercabik urat, malaikat berganti mengambil peranannya selaku makhluk ta’at akan perintah TuhanNya.

“Tuhan, kini izinkan aku menujuh MIHRABMU...Tak perlu berbicara soal ikhlas dan tidaknya aku tinggalkan orang-orang yang aku sayang. Karena aku sadar, diri ini hanyalah pelaku dari skenario hidup yang akupun tak mampu melawannya, tak kuasa aku bersembunyi, berlari menghindari apa yang tertulis dalam setiap schene perbabak didalam NASKAH KEHIDUPAN.”


Tulisan ini Testimoni
“Kepergian adikku, yang ia sudah tak sanggup melawan LEUKIMIA selama satu tahun ia alami.”SELAMAT JALAN ADINDA TERSAYANG.””

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More