Read more: Agar Tulisan tidak bisa Dicopy - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2010/03/agar-tulisan-anda-tidak-bisa-diculik.html#ixzz1BVHWlQlH September 2010 ~ CINTA DI UJUNG PENA

steeped word

Teruslah menulis,untai kata lebih bermakna

...

TERUSLAH MENULIS, RANGKAILAH KATA MENJADI BERMAKNA

Rabu, 29 September 2010

menangislah..



Menangislah,….
Basahi kelopak matamu, luapkan sesakmu,ekspresikan kalau memang itu apresiasimu. mewakili satu isyarat mata hati, tentang perihnya pengharapan,tentang bahasa jiwa yang tak mampu lagi anda bendung, tentang sesaknya hati, andai membuat kamu tenang sejenak.

Menangislah,…
Dengan isakan yang sedalam-dalamnya, andai itu bisa menceritakan lukamu yang tak juga kering, memar yang tersayat sembilu. rangkai air matamu andai mampu menjadi penawar racun yang menjalar di setiap hasta syarafmu.



Menangislah,….
Karena itu bahasa ibu, fitrah ketidakberdayaan, satu simbol aku lemah Tuhan, tak berarti di hadapanMu atau anugrahMu yang tak dapat ku ikhtisarkan kesempurnaanNya.

Menangislah,….
Andai itu menjadi cerita kisah kelam masa lalumu, tentang harapan yang tak kunjung kau genggam di tangan. Lemparkan jauh, hantarkan ke shidrohtulmuntaha. tanpa perlu kamu berteriak kencang, DIA pun mendengar karena Ia tahu yang terbaik untukmu. Dan Iapun paham keterbatasan diri kita.


Menangislah,…

Bawalah risalahmu, sampaikan keluhmu, tengadahkan wajahmu ke atas langit…ceritakan bahasa kalbu,Illahiiii, aku lemah…..
Yakinlah airmatamu simbol pengakuan, bahwa Dialah sang perkasa. kan terurai akhir bahagia dan pasti senyum kan kau raih.

Masih tersudut dalam kenyamanan dinding kamar
29 September 2010
Melwati masa-masa kerapuhan dan harapan

Selasa, 21 September 2010

Haidar Bagir dan Farid Gaban dalam Novel "Lost Butterfly"


Lost Butterfly adalah novel fiksi popular saya yang pertama. Karena tidak percaya diri (sebagai impilasi nyata dari tau diri), saya meminta banyak orang membantu dalam penulisan dan penyempurnaannya melalui kritik dan masukan-masukan. Karena itu pula, recana peluncurannya terunda beberapa kali.

Puji Tuhan! Kini draft kisah roman-modern ini bisa dianggap selesai. Demi meredam syahwat membokar-pasang lagi, saya berjanji untuk tidak membacanya lagi kecuali dalam bentuk buku yang telah tercetak.



Saya termasuk beruntung karena beberapa penulis besar yang sangat saya kagumi rela “pasang nama” demi memberikan endorsemen dan a little bit praise untuk karya “keroyokan” ini, antara lain Haidar Bagir, Farid Gaban, Ben Sohib dan Alfian Hamzah.

“Dengan cara sederhana tapi provokatif, "Lost Butterfly" mengajukan pertanyaan filosofis: Apakah agama hanya bisa dinikmati oleh manusia normal, dan sebaliknya hanya menjadi siksa bagi mereka yang terlahir berbeda; mereka yang, misalnya, terdorong memiliki jenis kelamin lain? Apakah Tuhan Sang Maha Sutradara membenarkan diskriminasi dan pengucilan atas nama penafsiran agama yang seringkali terlalu terburu-buru dianggap absolut?” (Farid Gaban, Wartawan senior)

“Lost Butterfly adalah sebuah novel yang mungkin “tidak biasa” karena menjelaskan tema krusial dalam narasi yang populer dan romantis. Transgender, memang fakta yang mesti dijelaskan dengan hati-hati tapi tidak dibayangi oleh rasa takut yang memasung kreativitas. Penulisnya, Yandasadra, menurut saya, berhasil menyandingkan kehati-hatian dan keberanian…!” (Haidar Bagir, Cendekiawan)

Jumat, 17 September 2010

DOA PERNIKAHAN


Do'a Pernikahan

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”
(kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4).
Riwayat hadis ini bersumber dari Anas bin Malik, salah seorang sahabat Nabi saw.



Doa-Doa Pernikahan
Tiga doa berikut ini dikutip dari kitab Makarimul Akhlaq: 209. Bersumber dari salah seorang cucu Rasulullah saw yaitu Imam Ja'far Ash-Shadiq putera Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein (sa) cucu Rasululah saw. Doanya sebagai berikut:

Ya Allah, dengan amanat-Mu kujadikan ia isteriku dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagiku kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagiku memiliki keturunan darinya, jadikan keturunanku keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

Ya Allah, karuniakan padaku kelembutan isteriku, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai aku bersamanya. Himpunkan kami dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

Ya Allah, karuniakan padaku keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan.

CINTA KU BERAT DI MAHAR



CINTA KU BERAT
DI MAHAR

Pernah dengar sepenggal kalimat ini, “ saya terima nikah dan kawinnya anu binti anu dengan MAS KAWIN seperangkat ALAT MANCING dibayar TUNAI”..Ups, seperangkat Alat Sholat maksudnya.

Terlalu sering kita mendengar kalimat itu, saat mengikuti rangkaian resepsi pernikahan. namun, dibalik mas kawin (mahar) yang terlihat simple. ternyata ada biaya tak terduga berlahan timbul dengan sendirinya. segala prosesi dan birokrasi pernikahan yang begitu rumit serta memakan biaya tidak sedikit. Kalkulasi seperti ini, mungkin menjadi satu nilai lebih bagi mereka yang memang notabenenya berpenghasilan di bawah rata-rata upah minimum regional. Perlu mikir empat kali, kalau mau melamar gadis orang. dan perlu menabung bertahun-tahun untuk mengumpulkan biaya pernikahan yang tidak sedikit.jumlahnya.

Bagi sebagian kalangan, mas kawin menjadi satu kehormatan keluarga mempelai wanita, lainhalnya dibeberapa kebudayaan daerah, yang mereka membeli calon mempelai lelaki. semakin besar mas kawin yang diberikan, semakin menunjukan identitas si calon mempelai. Asas pernikahan bukanlah berhaluan kepada prinsip ekonomi yang cendrung menganggap pernikahan sebagai ajang dijadikan satu lahan bisnis. semakin banyak anak perempuan yang dimiliki, semakin besar investasi bisnis di tahun yang akan datang. ironis bukan?!

Mahar menjadi patokan utama dalam menentukan seberapa mapan si calon mempelai lelaki. keluarga perempuan akan malu, andai mahar yang diberikan si pria hanya sebatas seperangkat alat sholat, itu pun kridit. Dengan asumsi, cinta butuh pengorbanan. tidak cukup hanya sayang dan rayuan-rayuan gombal.

Di sudut pandang yang berbeda,” wanita diwajarkan kalau matrealis” pendapat yang sedikit nyeleneh dan berefek samping, cinta sebatas materi. Ada uang Abang sayang. nggak ada uang abang ditendang. berdoalah bagi pria, agar terhidar dari wanita semacam ini, anda akan dibuat mati berdiri. Dalam sebuah hadits, diterangkan;
“Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (HR. Ahmad) dan “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud)

Dari tukilan hadits ini, sekaligus menjelaskan kriteria wanita solehah digambarkan dalam ciri-ciri di atas. Mereka wanita-wanita yang memberi syarat mahar yang mudah, bukan lantaran mereka begitu murahannya tetapi semata-mata mereka menjaga diri dari maksiat dan zinah. Mahar dalam pandangan Islam adalah hak murni untuk wanita sebagai nafkah awal.

QS An Nisa 4 : 4
Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan[ ]. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

Mahar merupakan satu perbuatan dalam rangka menjunjung tinggi derajat wanita namun tidak juga mempersulit calon mempelai pria. Hanya pergeseran nilai budaya dan sikologis masyarakat yang menganggap mahar adalah nilai derajat atau pamor bagi keluarga mempelai wanita dan harga diri calon mempelai pria.

Belajarlah pada Fatimah tudzahra, putri kesayangan Rasulullah SAW dengan Imam Ali. Dengan wajah yang tertunduk malu, setelah mendengar kabar bahwa Rasulullah ingin menikahi putrinya, Beliau memberanikan diri menghadap Rasulullah SAW. Rasulallah saw tersenyum melihat kelakuan misananya itu. Kemudian beliau mulai membuka pembicaraanya “Ya Ali, Aku yakin kau datang ke sini bermaksud sesuatu. Apakah ada yang bisa saya bantu?”. Mendengar pertanyaan Rasulallah saw, Imam Ali diam seribu bahasa dan masih menyimpan rasa sungkan.Namun Rasulullah memahami kedatangannya. Beliau tersenyum dan berkata,” “Aku tahu kau sengaja datang ke sini untuk melamar anakku Fatimah. Betulkan?”. Dengan rasa malu bercampur gembira sayyidina Ali menjawab “Betul ya Rasulallah”. Rasulallah SAW bertanya “Apakah kau memiliki sesuatu untuk menghalalkannya?”. “Demi Allah, aku tidak memiliki apa apa, ya Rasulallah”. Mendengar jawabanya, Rasulallah langsung berkata “Bukankah aku pernah memberikan kepadamu sebuah tameng disalah satu peperangan?”. “Betul Ya Rasulallah”, tameng itu sangat kuat dan harganya 400 dirham” ujar beliau meyakinkan.

Kemudian Rasulallah saw meminta izin sebentar kepada Imam Ali untuk memberitahukan kabar gembira kepada anaknya Fatimah. Di saat pertemuan dengan Fatimah ra, beliau berkata “Wahai anaku, sesungguhnya Ali telah datang memintamu sebagai istrinya. Bagaimana pendapatmu?”. Fatimah ra menangis mendengar uraian sang ayah lalu berkata “Seolah olah engkau akan titipkan diriku kepada seorang laki laki Quraisy yang miskin. Demi Allah sesungguhnya engkau telah memilih bagiku laki laki yang luas ilmunya, luhur akhlaknya dan tegas pendirianya. Cerahlan wajah Rasulallah mendengar ucapananya lalu berkata “Demi Yang telah mengutusku dengan kebenaran, aku tidak berbicara kepadamu tentang hal ini kecuali aku telah mendapat restu dari Yang di langit”. Fatimah berkata “Aku ridho dengan apa yang telah diridhoi Allah dan rasul Nya”.

Perhatikan kalimat terakhir yang ia ucapakan kepada ayahnya, dengan keikhlasan dan ketaqwaan kepada Allah serta agamanya, ia merasa beruntung memiliki calon suami yang soleha serta ‘alim. Dari pernikahan merekalah terlahir generasi Qur’ani yang tersebar di seluruh plosok negeri. mereka diumpamakan sebagai pohon dengan bibit dan hasil yang unggul.
Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberkahi mereka berduadan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka,
menjandikannya pembuka pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah, serta pemberi rasa aman bagi umat.

Masih adakah wanita soleha seperti Fatimah?! Dan adakah pria ‘Alim seperti Imam Ali?!

Wallahu’alam
8 Syawal 1431 H
Semoga Allah Berikan istri dan keturunan yang “tahu diri”
EMHA ALBANA

Rabu, 15 September 2010

KETIKA YANG DIHARAPKAN MENGINGKARI JANJI


KETIKA YANG DIHARAPKAN MENGINGKARI JANJI

Alangkah sakitnya jika harapan yang kita sandarkan kepada dia yang kita cintai, mudahnya ia ingkari, janji yang terukir masih tersimpan dalam ingatan kita.
“Aku akan temani hidup mu, aku terima kekuranganmu”
Bertahun-tahun kita menjaga cinta ini demi satu titik akhir dari yang kita harapkan, beribu godaan berhasil kita singkirkan, teteasan air mata, keluh dan kesah yang selama ini dapat kita atasi. Namun hanya beberapa menit dengan mudahnya ia melepas semua janji-janji yang dengan sengaja ia ucapkan untuk kita. Belum hilang dengung di telinga, mendengar bisikan manja, masih basah bibir menjawab ikrarnya. secepat halilintar, ia mengkahiri semua harapan yang sudah terucap.



Dunia seakan berhenti berputar, jantung sejenak berhenti berdetup. pikiran merontah tak tahu harus bagaimana. Syaraf terasa lepas dari pekatnya. Oh Tuhan, inikah akhir dari segalanya., inikah final dari apa yang sudah aku jaga, aku rawat dan aku harapkan. Bunga cantik yang akan tumbuh dan ku petik??!!

Hari-hari yang kita hadapi begitu sulit kita jalani, di setiap sudut ruangan wajahnya seakan memburu, suara manjanya terasa masih terdengar menyusup di telinga. begitu sensitive-nya hati kita. Tidak sanggup telinga mendengar nyanyian-nyanyian menyayat hati, tak terasa air mata sudah basahi pipi, tak mampu kita menyekat kelopak mata untuk tidak menangis. Meskipun di tengah penat dan keramaian, hati masih terasa hampa. Ingin rasanya, kita tinggalkan kepala dan hati kita untuk rehat sejenak memikirkan dia. lagi-lagi kita tidak mampu.

Huft…
Terasa letih, sesak menghimpit di jantung. nafas tersengkal di rongga leher. terbangun dari tidur adalah satu kerugian, karena hanya tidurlah menjadi senjata untuk tidak memikirkan dia. walau pun bertemu di dalam mimpi, tetapi cukuplah itu hanya sesaat.

Bangunlah dari mimpi buruk mu
Dan angan yang membius titik jengahmu…
Helalah nafas mu dalam-dalam, pejamkan matamu….hadirkan cahaya Tuhan dalam pikiran dan hatimu. Pernakah Dia menuntutmu tuk tetap mencintaiNya?!atau dia murkah lantaran nama-Nya kau endap di atas namanya karena terlalu sering bibir menyebut orang yang kita cintai, kita abaikan lisan untuk senantiasa hadirkan AsmaNya yang suci. Ia tidak marah dan murkah. Justru ia menghampiri kita dengan sapa-Nya yang lembut, dengan pelukanNya yang hangat. Mendekatlah, rasakan cinta-Nya di setiap celah waktumu.

Menangislah sekencang-kencangnya….
Sampai letih mata dan isakan tangismu,
dan menjeritlah, karena tak mampu lagi kita merontah dan menahan kesal.

Tanpa kita sadari, tak perlu menjerit, karena Ia medengar bisikkan kita. Basuh air matamu, gantikan dengan air wudhu. resapi di setiap percikannya. Tenggelamkan pikiranmu, merasa teramat lemahnya diri ini. Ringankan kaki dari kerapuhan langkah dan harapan kosong yang kita alami akan cinta semu yang kita hadapi. tegakan takbiratulihram,…angkat ke dua tanganmu, hempaskan Asma kebesaranNya. karena hanya Dialah sandaran kita. Sampaikan surat-surat cinta yang hampir lupa kita membaca kalamNya, sebagai pelipur luka. letakan dahimu, di atas keangkuhan kita selama ini yang begitu mudahnya menyerahkan pikiran, waktu dan tenaga untuk dia, yang kini tak lagi bersama kita. akui kesalahan kita, kealpaan yang dengan sengaja kita perbuat. hadapkan hati dan pikiran untuk sang Pecinta. akhirlah dengan salam KEPASRAHAN, serahkan dan tenggelamkan diri dari CINTANYA.

Sudut Kamar, 7 Syawal 1431H
EMHA ALBANA

Senin, 06 September 2010

ANDAI INI RAMADHAN TERAKHIR KU


Suara takbir mengehentak di telinga
Begitu indah terdengar Harmoninya mendawai
Di sini, ada dosa yang tertinggal
dari bibir yang terbiasa menoreh luka
dari tingkah yang acap tinggalkan lara
dari janji yang sering terabaikan


Andai ini Ramadhan ku yang terakhir...

Inginku melepas dahaga tuk kembali
Izinkan aku merengguk SALSABIL
Biar hilang OASIS di SAHARA
Ku ketuk altar-altar suci
Dari Seribu Biara Antara AL-HARAM dan AQSA

Andai ini Ramdhanku yang terakhir..

Biarlah Ruh ku menyentuh ArasyMu
Menari bersama 1000 ELVISH DAN DAMITA
Hingga Isak Tangisku
Memburu di setiap cela Jendela dan Pintu Syurga
Biarkan aku meratapi di atas prasasti Aksara dosa

Andai ini Ramadhanku yang terakhir...

Belum tuntas do'a ku
Belum sempurna ruku dan sujudku
Mata ku rapuh diantara Alif dan Yaa
Peluk aku KAMADEV...Dekap aku Yaa RAHMAN

Andai ini Ramadhanku yang terakhir...


Bisikan di telingaku....
"Relakah kau menyentuh neraka-NYA?!"



( ALBANA "EL AURA" dipenghujung Ramadhan 1431H, "INI RAMADHAN TERAKHIR KU"

Sabtu, 04 September 2010

Share Your Blog - Blogger Help

Rabu, 01 September 2010

DO'A tuk Aura







PRINCESS AURA
Saudia Arab America Hospital

Elvis, Half Elv.  kini terbaring melawan sakit, membalut perih yang dirasa dengan senyum dan ketabahan. Ia seorang sahabat bagi mereka yang tersudut dalam kesedihan. ia seorang pelipur duka disaat lara memburu. Ia seorang ibu bagi anak-anak yang membutuhkan belaian lembut dan peluk hangatnya. ia seorang Janda dari para suhada Badar. Dia wanita di ujung zaman, walau ia merasa tak sehebat Fatimah Azzahra, dan setaqwa Rabbiya Al-addawiyah, yach, dia hanya seorang wanita biasa. 

Wanita yang terbiasa bibirnya basah dengan Zikir, wanita yang selalu dahaga mendamba cinta Tuhan-Nya. Wanita yang selalu pancarkan Aura Ceria. 

 Rabb,…
Yang ditangan-Nya Ruh dan Jasad yang rapuh Jangan biarkan airmata mengalir menahan perih sakitnyaSekat kelopak matanya, jangan izinkan air mata membasahi ranum pipinya 
Duhai pemiliki Raga Suci Para Imam.
Dekaplah dia dalam hangatnya kasih Mu
Sisipkan nama Mu yang Agung dari setiap hasta aliran darahnya. 
Wahai Sandaran, bagi mereka yang membutuhkan sandaran
Duhai Sumber cahaya dari redupnya cahaya.

Jangan biarkan kelembutan perangainya terengkut erang keluh yang terbalut peluhJangan…jangan ya Rabb..
Jangan biarkan manusia yang selalu
Waa ‘ala  alasunnin nadhoghot bitauhidika shodiqah“
lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keesan Mu”
rapuh dalam rintihan nya. 

Mendekatlah pada ku, Aura
ucapakan,“ Ya Illahi, bagaimana mungkin aku menaggungnyapadahal aku hambaMu yang lemah, rendah, hina, malangdan papa.”Wahai Tuhanku, wahai yang menciptakanku,wahai yang memelihara ku.Kokohkan anggota badanku untuk berbakti kepadaMu
teguhkan tulang-tulangku untuk melakasanakan niatku
karunikanlah kesungguhan untuk senantias mengikatMu
yang senatiasa terbiasa meneruskan baktiku kepadaMu
peluklah diriku, hampiri diriku yang aku sadar tanpa akuharus meminta
Berikanlah yang terbaik bagiku untuk IjabahMu.
“Ikhlasku bersimpuh menghamba padaMu” 


untukmu My Elf yang terbaring. 
2 september 2010

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More