Read more: Agar Tulisan tidak bisa Dicopy - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2010/03/agar-tulisan-anda-tidak-bisa-diculik.html#ixzz1BVHWlQlH Januari 2011 ~ CINTA DI UJUNG PENA

steeped word

Teruslah menulis,untai kata lebih bermakna

...

TERUSLAH MENULIS, RANGKAILAH KATA MENJADI BERMAKNA

Selasa, 25 Januari 2011

SIAPA BILANG, CINTA TAK HARUS MEMILIKI?!


BAGAIMANA BISA CINTA,
JIKA TIDAK MEMILIKI?!

“Cinta Tak Harus Memiliki”
Sering kita membaca atau secara tidak sadar mengucap istilah, Cinta Tak Harus Memiliki. Atau jangan-jangan diantara kalian pernah mengalaminya..hiks…hiks…hiks..Kasihan yaaa?! Coba jujur deh, ada beberapa alasan mengapa istilah ini, seakan menjadi selipan dalam kata mutiara atau sebagai kalimat sakti yang seolah menggambarkan kepedihan dari cinta yang tak tercapai, gayuusss tak bersambut ( maksudnya, “gayung tak bersambut.”), hingga akhirnya menyisahkan cinta yang tak terjawab dan terpendam, seakan hati berucap,”bagiku sudah cukup, walau hanya sebatas memuja bayanganmu.”


“Cinta Tak Harus Memiliki,”
Satu ungkapan yang masih dipertanyakan tedensi dan bobot kemampuan diri kita pribadi hingga timbul satu pertanyaan,”mangapa hal ini bisa terjadi?!” Berarti ada titik kelemahan dan ketidakberdayaan kita untuk memiliki orang yang menjadi sasaran tembak dari objek cinta tersebut. Otomatis subjek si pencinta itu jelas-jelas ada sisi kekurangan yang harus menjadi syarat pencapaian cinta itu sendiri, boleh jadi karena :
a.Orang yang menjadi target mengetahui sisi lain siapa diri kita.

b.Adanya kriteria yang tidak disukai dari orang yang kita cintai.

c.Pengaruh psikologis dari diri pribadi masing-masing, biasanya trouma dengan masa lalu, hingga kita hanya bayang-bayang masa lalu yang akan terjadi lagi dikemudian hari.

d.Ada pihak ke dua yang hadir dalam kehidupan objek yang menjadi target untuk kita memberikan isyarat, “diem-diem aku suka kamu.” Dengan kata lain, diri ini berharap, dia putus dengan pasangannya.

e.Dia tidak mengetahui, jika kita tidak mengungkapkan semua tentang perasaan ini.

f.Miss comuniaction, salah paham tentang keadaan sesungguhnya. Dia mengharapakan kamu yang memulai, di sisi lain kamupun berharap ia yang seharusnya memberikan sinyal kalau diapun merasakan hal sama. Begitupun sebaliknya.

g.Faktor eksternal, misalnya orang tua yang tidak mengizinkan. Atau sama-sama sudah memiliki pasangan, namun terhalang dengan hal tersebut. Hingga masing-masing sadar kalau,”kita sudah memiliki orang yang dicintai.” Hanya waktu saja yang berselisih peluang. “Terlanjur memiliki.”

h. Dan faktor lainnya.

Apa Mungkin Mencintai ?

Walau kendala dalam perumusan arti cinta yang tidak memiliki acuan khusus untuk mendefiniskan tentang,”apa itu cinta?” Tetapi logikanya, bagaimana bisa mencinta tanpa harus memiliki, sama halnya kita menjamah bayangan diri disaat mentari di siang hari, puaskah kita dengan hal itu?!” Kalau jawaban anda puas, rasanya perlu cek sikologi diri. Kejiwaan anda berarti sedikit terganggu. Karena dan biasanya :

a.Mereka lebih senang memperhatikan setiap tinggah laku orang yang ia kagumi, dengan melihat foto, sekedar absen muka dan sedikit mencari tahu keadaan serta informasi orang tersebut rasanya cukup mewakili persaannya, terkadang tersenyum sendiri dari kejauhan saat memperhatikan orang yang kita kagumi walau sebatas batang hdungnya. Yang penting hati ini senang jika dia dalam keadaan baik. Atau juga terusik kalau mendengar ada orang lain yang lagi mendekatinya.

b.Kepura-puraan, biasanya pengagum atau pelaku cinta tak harus memiliki itu sering berpura-pura care dan menutupi perasaanya. Bibir seakan dibungkam dan hati rasanya ingin teriak sekuat-kuatnya,”Tuhaaaaaan, aku sayang dia, aku mau dia jadi milikku. Tapi apa mungkin?”

c.Akal tak lagi menjadi teman berdiskusi namun lebih cendrung bermain dengan perasaan dan imajinasi, semua serba,”seolah-olah.” atau boleh disebut,”khayalan tingkat tinggi.”

d.Melewati atau mengabaikan batas kewajaran, dalam hal ini si pelaku sering bertinggah aneh, kesal sendiri, tanpa sadar berucap atau mengerjakan sesuatu yang intinya all about my lovely. Semisal, merangkai nama atau fotonya di samping nama dan foto sendiri. Nah, kalau prilaku seperti ini sudah memasuki stadium tiga dalam pemuja rahasia (secret admirer ).

Jika hal ini terjadi, apakah boleh dikatakan cinta?! Jawabnya tidak. Karena kesempurnaan cinta itu, jika;


a.Sudah jelas wujud yang dicintai.

b.Kenyamanan antara yang dicinta dan pecinta itu sendiri. Jika salah satunya merasa tidak nyaman, maka dikatakan cintanya dipaksakan atau ada yang dikorbankan perasaannya.
c.Indahnya cinta, bukan hanya saling bertatap mata sudah dikatagorikan cinta. Justru dengan kontak fisik dalam artian adanya hubungan emosional berbeda dengan cinta hanya satu arah, jelas-jelas terjadinya cacat komunikasi dua arah antara jasmani dan rohani.

d.Dengan sempurnannya komunikasi dua arah, masing-masing akan memahami setiap kelemahan atau kekurangan yang nantinya bisa saling melengkapi satu sama lain.

e.Penyempurnaan nilai spiritual, karena pada dasarnya cinta itu menyatukan dua perbedaan dan bukan menyatukan persamaan, maka dengan demikian nampak satu keadilan Tuhan dalam tatanan kesempurnaan cinta itu sendiri. Perbedaan yang bisa menyatu atas nama cinta dari Maha Pecinta dan berkaitan dengan sifat ketuhanan itu sendiri yang Maha Sempurna. Dengan catatan adanya satu ikatan suci.

f. Maka dengan saling memiliki itulah sama halnya menegakan hukum Tuhan yang berlaku di dunia dan menjadi satu tahapan kematangan spiritual untuk memaknai hakikat cinta itu sendiri.

Mudah-mudahan dengan artikel singkat ini, mengajak kita dalam tamasya cinta yang sempurna dan memberanikan diri kita untuk mengungkapkan isi hati yang bila ditanam terlalu dalam dan lama akan membawa dampak buruk bagi akal untuk berfikir rasional dan tak memandang bahwa cinta tak harus memiliki. Sesungguhnya dengan sama-sama saling memiliki berarti kita mampu mempertahankan peradaban manusia. Saatnya CINTA tidak membutakan akal sehat kita.

“Pengalaman yang mendewasakan kita
Cobalah tersenyum dengan apa yang datang dalam hidup ini.
Cobaan dan Derita hakikatnya anugrah yang mesti kita syukuri, walau masih proses pembelajaran.”
26 Januari 2011
Hasan Albana A L

Minggu, 23 Januari 2011

KETIKA HATI DILANDA CEMBUR


KETIKA HATI DILANDA CEMBURU

….Indahnya masa lalu
Tergores amarahku
Cemburu menguras hati
Galau kini menyiksa diri….
(Vidi Aldiano, Cemburu Menguras Hati )


Begitulah rasanya cemburu,…
Hati tersiksa dengan kegalauan yang mengusik ketenangan dalam diri. Cemburu amatlah wajar disaat kita mencintai seseorang. Rasa ini ada, Karena teramat memilikinya dan takut untuk kehilangan orang yang kita sayang. Setiap mata lawan jenis yang menatap tajam dan berdecak kagum dengan dia, kekasih hati. Merupakan satu acaman yang seakan meneror dan membuat kita untuk siaga menjaganya. “tak ada seseorangpun yang boleh menyentuh dan hadir di dalam hatinya.” Mulailah perasaan selalu di hantui disetiap langkah kemana pun ia pergi, seakan berjuta mata kita terpasang mengikuti setiap celah dan aktifitasnya. Sejak ia terbangun dari tidur sampai kelak dipenghujung malam, seakan kamera CCTV terpasang di setiap ruang.

Cemburu membuat kita menjaga kelekatan dan ketrikatan emosional dengan seseorang ataupun wujud materi lainnya yang seolah-olah memiliki pesan yang tersimpan, “hadirnya dia teramatlah penting bagi kita.” Cemburu yang tidak sehat sama halnya dengan kita menyimpan sekam dalam tungku yang tertutup atau sederhannya, beda tipis dengan berprasangka buruk. Kepribadian tertentu yang memiliki seseorang menjadi pecemburu, ini disebabkan kepribadian egositik dan cendrung mementingkan diri sendiri, ambisius serta berpandangan sempit. Orang yang memiliki karakter cinta passionate love memiliki kecemburuan yang tinggi. Tipe seperti ini sangat mudah cemburu yang meledak-ledak sehingga sangat mempengaruhi pikiran dan prasangka buruk dan prilakunya cendrung negative.

Jangan sampai berprasangka buruk mengalahkanmu, karena dia tidak meninggalkan kebaikan antara kamu dengan temanmu (pelaku interaksi sosial).” Pesan Ali bin Abi Tholib dalam Tuhaf al-‘Uqul untuk anaknya Imam Hasan.

Berparasangka buruk adalah satu rekontruksi rasa memiliki yang saling berkaitan dengan rasa cemburu dari sikap curiga atau tidak percaya dengan pasangan kita dan hubungan cinta.

Begitu kita terlibat dalam suatu hubungan cinta, kita akan mengeksklusifkan hubungan itu hanya antara si dia dan diri kita. Akibatnya bila ada pihak lain yang dirasakan akan mengganggu hubungan maka muncullah keterbangkitan emosi yang disebut cemburu. Semakin serius dan eksklusif hubungan itu, maka kecemburuan juga cenderung meningkat (Dugosh, 2000)

Wajarkah Cemburu Itu Ada ?

Satu hal yang menjadi tolak ukur kewajaran dan ketidak wajarannya, yakni kita kembalikan lagi kepada orang yang kita sayang dan batasan rasa cemburu tersebut, terusikah kenyamanan dia andai setiap saat telinganya harus mendengara kalimat yang selalu terluang,”kamu dimana?sama siapa?ada siapa aja?jangan nakal yach?.” Bukan satu, dua atau tiga kali ucapan ini selalu terulang, tidak jengahkah diri ini dan orang yang kita sayang, dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama? Belum lagi jika ditelinga ini mendengar ada suara lawan jenis yang menjadi back sound saat kita memonitor dia. Langsung memburu pertanyaan yang lebih specific layaknya seorang intelliegent mengintrogasi tersangka, “itu suara siapa yank?!Kamu dimana sich?!!Kok ada suara cewe/cowo?!Inget yaaah, jangan macem-macem!!.”

Hingga akhirnya perasaan dan keegoisan berbicara, bukan lagi akal sehat yang menjadi kawan berdiskusi. Alasan yang diberikannya tak dapat membuka kesadaran, bahwa dia tidak begitu. Cemburu yang berlebihan bukanlah satu simbol bertanda sayang, melainkan awal indikasi bahwa kita tidak percaya dengan si dia. Efek yang timbul dari munculnya rasa tidak percaya menjadi gerbang pertama ketidak harmonisan dalam menjalani satu ikatan kasih-sayang. Bukankah cinta yang memberikan kesejukan di hati dan mengukir senyum di bibir kita? Apabila cemburu sudah mendominasi, bersiaplah hidup dan hubungan yang kita jalani, menjadi satu neraka dalam diri ini. Setiap detik pikiran akan dihantui kegelisahan yang kita ciptakan sendiri dan membawa dampak psikologis kepada orang yang disekililng, terutama orang yang memang kita sayangi.

Tidakkah kita kasihan dengan hati, perasaan dan pikiran yang seharusnya terlepas dari rasa sedih, gunda dan gulana?! Sadarkah kita dampak yang ditimbulkan dari kegelisahan hati berakibat kepada kesehatan dalam diri dan turunnya stamina serta produktifitas kita, selaku manusia yang berakal.

Lepaskan pikiran dan prasangka buruk dengan pasangan kita, berikan kenyamanan untuk diri pribadi dan dia pemilik celah di hati. Berbaik sangkalah dengannya, ini akan membawa dampak baik pula untuk hati dan keceriaan kita, tanamkan positive thinking dalam menjalani hubungan, tetapi jangan buta dari akal sehat ini. Temukan bukti dan fakta, lalu biarlah akal dan hati yang menimbang semua.


Pagi ini tak ada kicau burung, 24 Januari 2011
Hasan Al bana
www.cintarasapare.blogspot.com
www.cintadiujungpena.blogspot.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More